Rabu, 23 Juli 2014, 17:16 WIB
Todung Mulya Sebut Prabowo Tak Bisa Gugat ke MK, Ini Alasannya
Bisnis.com, JAKARTA— Koalisi Advokat untuk Demokrasi menyesalkan tindakan Prabowo Subianto atas penolakan dan pengunduran diri dari proses pilpres 2014.
Todung Mulya Lubis, Ketua Koalisi Advokat untuk Demokrasi, mengatakan meskipun Prabowo sudah menarik diri, proses pemilu tidak cacat hukum lantaran semua tahapan pemilu sudah dilakukan.
“Jadi, penolakan dan mundurnya Prabowo bukan berarti membuat legitimasi tidak ada. KPU sendiri telah menetapkan pemenang pilpres 2014, dan KPU merupakan lembaga sah,” katanya di Senopati Suites Apartment, Jakarta Selatan, Rabu (23/7/2014).
Dia mengatakan Prabowo tidak memiliki legal standing untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK), karena telah menarik diri dari proses pilpres 2014.
Penarikan diri dan penolakan hasil penghitungan KPU yang dilakukan Prabowo Subianto menjadi penyebab tidak berlakunya gugatan tersebut. Kecuali, katanya, Prabowo masih jadi calon presiden.
Alasan kubu Prabowo menarik dari dan menolak hasil penghitungan KPU lantaran dugaan lembaga tersebut dan Bawaslu melakukan kecurangan masif dan terstruktur.
“Padahal, apabila Prabowo bisa bersabar dengan tidak mengundurkan diri, pihaknya bisa mengajukan ke MK untuk menggugat hasil dari KPU dan dugaan kecurangan tersebut,” paparnya.
Kemarin, Selasa (22/7/2014), di Rumah Polonia, Prabowo menyatakan pengunduran diri dari pemilu presiden dengan alasan demokrasi di Indonesia dianggap sudah tidak demokratis
--------------------
MafiaWar : Popularitas Jokowi dan Uang Haram Mafia 'China Connection'
Siapa yang tidak mengenal Joko Widodo 2 tahun lalu? Hanya warga Solo yang mengenalnya. Tahukah anda latar belakangnya Jokowi? Mengapa fenomenal dan siapa cukongnya? Etnis Tionghoa dan koruptor BLBI tenyata berada di belakangnya
Anda tidak percaya fitnah? ini Datanya, Sihirnya!
Pernahkah anda mencari tahu tentang latar belakang Joko Widodo alias Jokowi yang sesungguhnya ? Tahukah Anda siapa dia 2 - 3 tahun lalu? Tiba-tiba saja, tanpa banyak diketahui oleh rakyat banyak, nama Jokowi mendadak tenar, populer dan disanjung-sanjung oleh kelompok tertentu.
Awalnya ternyata hasil grand design atau ada upaya pengembangan skenario untuk menciptakan 'tokoh boneka' yang di gadang-gadang menjadi pemimpin, baik Gubernur ataupun Presiden via rekayasa opini publik yang di cetuskan aktivis-aktivis UGM (Universitas Getnologi Mbandung, eh salah Universitas Gajah Mada)
Kemudian ide tersebut direalisasikan untuk merekayasa opini publik melalui media dan kemudian bergulir kencang dan di akomodasi oleh para pemilik modal.
Khusus untuk rekayasa Popularitas Jokowi, semula hanya melibatkan aktivis dan pengusaha lokal Tionghoa : Imelda Tan (Paragon), Lukminto (Sritex) cs.
Baru setelah Jokowi menang untuk periode ke 2 sebagai Walikota Surakarta atau Solo, konglomerat Edward Suryajaya (ex Pemilik Group Astra, konglo terkaya RI) bergabung.
Awalnya, Skenario Rekayasa Opini Publik terhadap Jokowi ini hanya ditujukan utk memenangkan Pilkada Jawa Tengah, kalahkan Bibit Waluyo, namun balik kanan bubar jalan dan putar haluan mengincar target baru, yaitu DKI Jakarta. Perubahan target menjadi Cagub DKI dan terus jadi Presiden, dimulai saat Edward Suryajaya cs sukses konsolidasi kekuatan konglonmerat tionghoa.
Konsolidasi konglomerat Tionghoa itu tidak terlepas dari peran besar James Riady (pemilik Lippo grup) yang pada 2009 jadi Tim Koordinator Dana SBY. James Riady berhasil himpun hampir semua konglomerat Cina untuk mendukung penuh Jokowi sebagai Gubernur DKI dan lanjut ke Presiden RI 2014.
Peran besar lain adalah dari Jenderal Luhut Panjaitan yang sukses konsolidasikan kekuatan konglomerat-konglomerat etnis Tionghoa Ex-buronan BLBI di Singapore yang berjumlah sekitar 20-an konglomerat. Kebanyakan dari mereka adalah buronan kasus korupsi BLBI yang merugikan negara kita Rp. 187 triliun (hutang pokok) plus Rp. 600 T (bunga) sampai 2032!
Kebanyakan dari mereka adalah buronan kasus korupsi BLBI yang merugikan negara kita Rp. 187 triliun (hutang pokok) plus Rp. 600 T (bunga) sampai 2032!
Mereka semua mendukung penuh Jokowi melalui media-media yang di bayar, uang, jaringan (China Connection) dan turut berkampanye menangkan Jokowi. Hasilnya tak mengherankan, laporan dari semua lembaga intelijen negara sama : konglomerat Tionghoa (incl : Buronan BLBI) dan komunitas Tionghoa solid mendukung ke Jokowi dan Presiden SBY pun sudah menerima laporan tersebut. Konfirmasi itu kami peroleh dari Jenderal purnawirawan yang menjadi pensihat Presiden RI.LOLZ
Mereka semua mendukung penuh Jokowi melalui media-media yang di bayar, uang, jaringan (China Connection) dan turut berkampanye menangkan Jokowi. Hasilnya tak mengherankan, laporan dari semua lembaga intelijen negara sama : konglomerat Tionghoa (incl : Buronan BLBI) dan komunitas Tionghoa solid mendukung ke Jokowi dan Presiden SBY pun sudah menerima laporan tersebut. Konfirmasi itu kami peroleh dari Jenderal purnawirawan yang menjadi pensihat Presiden RI.
Naudzubillah, negara ingin dikuasai China Connection! Mujahidin Bangkitlah!
Lalu apa agenda China Connection tersebut??
Sebelum kita paparkan korupsi Jokowi, kita bahas dulu apa agenda dan tujuan utama China Connectionmendukung Jokowi sebagai Presiden RI?. Tujuan dari konglomerat Cina dan sejumlah jenderal yang menjadi kolaboratornya adalah Luhut Pangaribuan, dan AMHP adalah mengendalikan kekuasaan di RI kontra power dengan The Godfather! Mirip dengan film-film Mafia, TRIAD dan YAKUZA!
Bahkan Intelijen mengungkapkan fakta mencengangkan! Laporan lembaga intelijen negara semua sama, bahwa konglomerat-konglomerat kaya raya musuh negara ini sangat solid. Belum pernah sesolid seperti saat ini!
Konglomerat-konglomerat Tionghoa ini selain menguasai, juga mengendalikan lebih 50% PDB (Product Domestic Bruto RI), juga menguasai 80% media massa.
Khusus untuk pemenangan Jokowi di Pilkada dan Pilpres 2014, selain media mainstream, konglo-konglo ini juga biayai tim khusus sosial media, relawan Jasmev (Jokowi, Aahok social media volunteer) dan sejenisnya.
Mereka semua mendukung penuh Jokowi melalui media-media yang di bayar, uang, jaringan (China Connection) dan turut berkampanye menangkan Jokowi. Hasilnya tak mengherankan, laporan dari semua lembaga intelijen negara sama : konglomerat Tionghoa (incl : Buronan BLBI) dan komunitas Tionghoa solid mendukung ke Jokowi dan Presiden SBY pun sudah menerima laporan tersebut. Konfirmasi itu kami peroleh dari Jenderal purnawirawan yang menjadi pensihat Presiden RI.
Naudzubillah, negara ingin dikuasai China Connection! Mujahidin Bangkitlah!
Lalu apa agenda China Connection tersebut??
Sebelum kita paparkan korupsi Jokowi, kita bahas dulu apa agenda dan tujuan utama China Connectionmendukung Jokowi sebagai Presiden RI?. Tujuan dari konglomerat Cina dan sejumlah jenderal yang menjadi kolaboratornya adalah Luhut Pangaribuan, dan AMHP adalah mengendalikan kekuasaan di RI kontra power dengan The Godfather! Mirip dengan film-film Mafia, TRIAD dan YAKUZA!
Bahkan Intelijen mengungkapkan fakta mencengangkan! Laporan lembaga intelijen negara semua sama, bahwa konglomerat-konglomerat kaya raya musuh negara ini sangat solid. Belum pernah sesolid seperti saat ini!
Konglomerat-konglomerat Tionghoa ini selain menguasai, juga mengendalikan lebih 50% PDB (Product Domestic Bruto RI), juga menguasai 80% media massa.
Khusus untuk pemenangan Jokowi di Pilkada dan Pilpres 2014, selain media mainstream, konglo-konglo ini juga biayai tim khusus sosial media, relawan Jasmev (Jokowi, Aahok social media volunteer) dan sejenisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar