'''Manajemen proyek''' adalah cara
mengorganisir dan mengelola sumber penghasilan yang penting untuk
menyelesaikan proyek.
Hal pertama yang harus dianggap sebagai
manajemen proyek adalah bahwa proyek ini diantarkan dengan batasan
yang ada. Hal kedua adalah kemungkinan terbaik distribusi sumber
daya. Manajemen proyek adalah seni mengontrol baik hal selama proyek,
dari sejak dimulai sampai selesai.
== Referensi ==
{{reflist}}
Manajemen Proyek Konstruksi
Proyek konstruksi adalah suatu
rangkaian kegiatan yang sifatnya hanya dilakukan satu kali. Pada
umumnya proyek konstruksi memiliki jangka waktu yang pendek. Didalam
rangkaian kegiatan proyek kontstruksi tersebut, biasanya terdapat
suatu proses yang berfungsi untuk mengolah sumber daya proyek
sehingga dapat menjadi suatu hasil kegiatan yang menghasilkan sebuah
bangunan. Adapun proses yang terjadi dalam rangkaian kegiatan
tersebut tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang terkait baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan terlibatnya banyak
pihak dalam sebuah proyek konstruksi maka hal ini dapat menyebabkan
potensi terjadinya konflik juga sangat besar sehingga dapat diambil
sebuah kesimpulan bahwa proyek konstruksi sebenarnya mengandung
konflik yang cukup tinggi juga.
Manajemen Konstruksi pada umumnya akan
meliputi mutu fisik konstruksi, biaya dan waktu. manajemen material
serta manjemen tenaga kerja. Pada prinsipnya, dalam manajemen
konstruksi, manajemen tenaga kerja merupakan salah satu hal yang akan
lebih ditekankan. Hal ini disebabkan manajemen perencanaan hanya
berperan sekitar 20% dari rencana kerja proyek. Sisanya manajemen
pelaksanaan termasuk didalamnya pengendalian biaya dan waktu proyek.
Adapun fungsi dari manajemen konstruksi
yaitu :
1. Sebagai Quality Control sehingga
dapat menjaga kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan
2. Mengantisipasi terjadinya perubahan
kondisi di lapangan yang tidak pasti serta mengatasi kendala
terjadinya keterbatasan waktu pelaksanaan
3. Memantau prestasi dan kemajuan
proyek yang telah dicapai. Hal itu dilakukan dengan opname (laporan)
harian, mingguan dan bulanan
4. Hasil evaluasi dapat dijadikan
tindakan dalam pengambilan keputusan terhadap masalah-masalah yang
terjadi di lapangan
5. Fungsi manajerial dari manajemen
merupakan sebuah sistem informasi yang baik yang dapat digunakan
untuk menganalisis performa dilapangan
Manajemen Waktu Proyek
Manajemen waktu proyek merupakan salah
satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang manajer proyek.
Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer proyek untuk memantau dan
mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan sebuah
proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu proyek, seorang manajer
proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim proyek
untuk membangun deliverables proyek sehingga memperbesar kemungkinan
sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Terdapat beberapa proses yang perlu
dilakukankan seorang manajer proyek dalam mengendalikan waktu proyek
yaitu :
1. Mendefinisikan aktivitas
proyek.
Merupakan sebuah proses untuk
mendefinisikan setiap aktivitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
proyek.
2. Urutan aktivitas proyek.
Proses ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antara tiap-tiap
aktivitas proyek.
3. Estimasi aktivitas sumber daya
proyek.
Estimasi aktivitas sumber daya proyek
bertujuan untuk melakukan estimasi terhadap penggunaan sumber daya
proyek.
4. Estimasi durasi kegiatan
proyek.
Proses ini diperlukan untuk menentukan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
5. Membuat jadwal proyek.
Setelah seluruh aktivitas, waktu dan
sumber daya proyek terdefinisi dengan jelas, maka seorang manager
proyek akan membuat jadwal proyek. Jadwal proyek ini nantinya dapat
digunakan untu menggambarkan secara rinci mengenai seluruh aktivitas
proyek dari awal pengerjaan proyek hingga proyek diselesaikan.
6. Mengontrol dan mengendalikan
jadwal proyek.
Saat kegiatan proyek mulai berjalan,
maka pengendalian dan pengontrolan jadwal proyek perlu dilakukan. Hal
ini diperlukan untuk memastikan apakah kegiatan proyek berjalan
sesuai dengan yang telah direncanakan atau tidak.
Setiap proses diatas setidaknya terjadi
sekali dalam setiap proyek dan dalam satu atau lebih tahapan proyek.
FWDNJK9QE2EJ
Manajemen Ruang Lingkup Proyek
Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang manajer proyek handal adalah kemampuan dalam
melakukan manajemen ruang lingkup proyek. Dalam hal ini, seorang
manajer proyek harus mampu memastikan bahwa seluruh aktivitas yang
dilakukan dalam proyek adalah aktivitas yang berhubungan dengan
proyek dan aktivitas tersebut telah memenuhi kebutuhan proyek. Dengan
kata lain, manajemen ruang lingkup proyek memiliki fungsi untuk
mendefinisikan serta mengendalikan aktivitas-aktivitas apa yang bisa
dilakukan dan aktivitas-aktivitas apa saja yang tidak boleh dilakukan
dalam menyelesaikan suatu proyek.
Terdapat beberapa proses yang perlu
dilakukan seorang manajer proyek dalam melakukan manajemen ruang
lingkup proyek, yaitu :
1. Perencanaan ruang lingkup proyek.
Pada tahap ini, manajer proyek akan
mendokumentasikan bagaimana ruang lingkup proyek akan didefinisikan,
diverifikasi, dikontrol dan menentukan bagaimana WBS akan dibuat
serta merencanakan bagaimana mengendalikan perubahan akan ruang
lingkup proyek.
2. Mendefinisikan ruang lingkup
proyek.
Pada tahap ini, ruang lingkup proyek
akan didefinisikan secara terperinci sebagai landasan untuk
pengambilan keputusan proyek dimasa depan.
3. Membuat Work Breakdown Structure.
WBS merupakan pembagian deliverables
proyek berdasarkan kelompok kerja. WBS dibutuhkan karena pada umumnya
dalam sebuah proyek biasanya melibatkan banyak orang dan
deliverables, sehingga sangat penting untuk mengorganisasikan
pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih
terperinci lagi.
4. Melakukan verifikasi ruang lingkup
proyek.
Tahap ini merupakan tahap dimana final
project scope statement diserahkan kepada stakeholder untuk
diverifikasi.
5. Melakukan kontrol terhadap ruang
lingkup proyek.
Dalam pelaksanaan proyek, tidak jarang
ruang lingkup proyek mengalami perubahan. Untuk itu, perlu
dilakukannya kontrol terhadap perubahan ruang lingkup proyek.
Perubahan yang tidak terkendali, akan mengakibatkan meluasnya ruang
lingkup proyek.
Kompetensi Yang Harus Dimiliki Seorang
Manajer Proyek
Seorang manager proyek merupakan
seorang professional dalam bidang manajemen proyek. Manajer proyek
memiliki tanggung jawab untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan dan
penutupan sebuah proyek yang biasanya berkaitan dengan bidang
industri kontruksi, arsitektur, telekomunikasi dan informasi
teknologi. Untuk menghasilkan kinerja yang baik, sebuah proyek harus
dimanage dengan baik oleh manajer proyek yang berkualitas baik serta
memiliki kompetensi yang disyaratkan. Lalu apa saja kompetensi yang
dimaksud?
Seorang manajer proyek yang baik harus
memiliki kompetensi yang mencakup unsur ilmu pengetahuan (knowledge),
kemampuan (skill) dan sikap (attitude). Ketiga unsur ini merupakan
salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan proyek.
Sebuah proyek akan dinyatakan berhasil apabila proyek dapat
diselesaikan sesuai dengan waktu, ruang lingkup dan biaya yang telah
direncanakan. Manajer proyek merupakan individu yang paling
menentukan keberhasilan / kegalan proyek. Karena dalam hal ini
manajer proyek adalah orang yang memegang peranan penting dalam
mengintegrasikan, mengkoordinasikan semua sumber daya yang dimiliki
dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kenberhasilan dalam pencapaian
sasaran proyek.
Untuk menjadi manajer proyek yang baik,
terdapat 9 ilmu yang harus dikuasai. Adapun ke sembilan ilmu yang
dimaksud antara lain :
1. Manajemen Ruang Lingkup
2. Manajemen Waktu
3. Manajemen Biaya
4. Manajemen Kualitas
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
6. Manajemen Pengadaan
7. Manajemen Komunikasi
8. Manajemen Resiko
9. Manajemen Integrasi
Seorang manajer proyek yang baik juga
harus mempersiapkan dan melengkapi kemampuan diri sendiri yang bisa
diperoleh melalui kursus manajemen proyek. Adapun panduan referensi
standart internasional yang kerap dipergunakan dalam bidang manajemen
proyek adalam PMBOK (Project Management Body Of Knowledge). Setelah
seorang manajer proyek dirasa cukup menguasai bidang pekerjaan yang
sedang dijalani, maka disarankan untuk dapat mengambil sertifikasi
manajemen proyek. Mereka yang berhasil mendapatkan sertifikasi ini
akan memperoleh gelar PMP (Project Management Professional)
dibelakang namanya sebagai bukti dimilikinya kemampuan terkait.
Siklus Hidup Proyek
Dalam mengerjakan sebuah proyek,
dibutuhkan sebuah perencanaan yang matang. Hal ini diperlukan untuk
memastikan bahwa tujuan akhir proyek dapat tercapai sesuai dengan
waktu, scope dan dana yang telah ditetapkan di awal kegiatan proyek.
Untuk itu, manajer proyek harus dapat memastikan bahwa seluruh sumber
daya yang dialokasikan dalam proyek digunakan dengan cara yang paling
efisien. Ini berarti bahwa perencanaan proyek harus dilakukan secara
professional yang didasarkan pada siklus hidup proyek. Lalu apa yang
dimaksud dengan siklus hidup proyek itu?
Secara umum, siklus hidup proyek
merupakan suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana
sebuah proyek direncanakan, dikontrol, dan diawasi sejak proyek
disepakati untuk dikerjakan hingga tujuan akhir proyek tercapai.
Terdapat empat tahap kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus hidup
proyek yaitu :
1. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi proyek merupakan tahap
awal kegiatan proyek sejak sebuah proyek disepakati untuk dikerjakan.
Pada tahap ini, permasalahan yang ingin diselesaikan akan
diidentifiasi. Beberapa pilihan solusi untuk menyelesaikan
permasalahan juga didefinisikan. Sebuah studi kelayakan dapat
dilakukan untuk memilih sebuah solusi yang memiliki kemungkinan
terbesar untuk direkomendasikan sebagai solusi terbaik dalam
menyelesaikan permasalahan. Ketika sebuah solusi telah ditetapkan,
maka seorang manajer proyek akan ditunjuk sehingga tim proyek dapat
dibentuk.
2. Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah
ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka aktivitas proyek mulai
memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini, dokumen perencanaan akan
disusun secara terperinci sebagai panduan bagi tim proyek selama
kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan dilakukan
pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource
plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan,
procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
3. Tahap Eksekusi (Pelaksanaan proyek)
Dengan definisi proyek yang jelas dan
terperinci, maka aktivitas proyek siap untuk memasuki tahap eksekusi
atau pelaksanaan proyek. Pada tahap ini, deliverables atau tujuan
proyek secara fisik akan dibangun. Seluruh aktivitas yang terdapat
dalam dokumentasi project plan akan dieksekusi. Sementara kegiatan
pengembangan berlangsung, beberapa proses manajemen perlu dilakukan
guna memantau dan mengontrol penyelesaian deliverables sebagai hasil
akhir proyek.
4.Tahap Penutupan
Tahap ini merupakan akhir dari
aktivitas proyek. Pada tahap ini, hasil akhir proyek (deliverables
project) beserta dokumentasinya diserahkan kepada pelanggan, kontak
dengan supplier diakhiri, tim proyek dibubarkan dan memberikan
laporan kepada semua stakeholder yang menyatakan bahwa kegiatan
proyek telah selesai dilaksanakan. Langkah akhir yang perlu dilakukan
pada tahap ini yaitu melakukan post implementation review untuk
mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mencatat setiap pelajaran
yang diperoleh selama kegiatan proyek berlangsung sebagai pelajaran
untuk proyek-proyek dimasa yang akan dating.
Organisasi Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan usaha
yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap
waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri
atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya
keterbatasan-keterbatasan dalam mengerjakan suatu proyek, maka sebuah
organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur sumber daya yang
dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron
sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan
cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang
diharapkan.
Secara umum, terdapat 4 jenis
organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu
proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara
lain :
1.Organisasi Proyek Fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional,
susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang terdapat
dalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika
suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam
penyelesaian suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi
tersebut akan diberikan wewenang untuk mengkoordinir proyek.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat
dalam organisasi proyek ini antara lain proyek dapat diselesaikan
dengan struktur dasar fungsional organisasi induk, memiliki
fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staf, adanya pembauran
berbagai jenis keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta peningkatan
terhadap profesionalisme pada sebuah divisi fungsional.
Sedangkan beberapa kelemahan yang
ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain proyek
biasanya kurang fokus, terdapat kemungkinan terjadinya kesulitan
integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya membutuhkan waktu yang
lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat dalam organisasi
menjadi lemah.
2. Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus,
organisasi akan membentuk tim yang bersifat independen. Tim ini bisa
direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja sebagai
suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer
proyek full time akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk
memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam tim.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat
dalam organisasi proyek tim khusus yakni tim akan terbentuk dengan
bagian-bagian yang lengkap dan memiliki susunan komando tunggal
sehingga tim proyek memiliki wewenang penuh atas sumber daya yang ada
untuk mencapai sasaran proyek, sangat dimungkinkan ditanggapinya
perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan cepat
karena keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki,
status tim yang mandiri akan menumbuhkan identitas dan komitmen
anggotanya untuk menyelesaikan proyek dengan baik, jalur komunikasi
dan arus kegiatan menjadi lebih singkat, mempermudah koordinasi
maupun integrasi personil serta orientasi tim akan lebih kuat kepada
kepentingan penyelesaian proyek.
Sedangkan beberapa kelemahan yang
ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi
besar karena kurang efisien dalam membagi dan memecahkan masalah
dalam penggunaan sumber daya, terdapat kecendrungan terjadinya
perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta proses
transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika
proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan
departemen fungsionalnya dalam waktu yang lama.
3.Organisasi Proyek Matriks
Organisasi proyek matriks merupakan
suatu organisasi proyek yang melekat pada divisi fungsional suatu
organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan penggabungan
kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi
proyek khusus.
Beberapa kelebihan yang terdapat dalam
bentuk organisasi ini yaitu manajer proyek bertanggung jawab penuh
kepada proyek, permasalahan yang terjadi dapat segera
ditindaklanjuti, lebih efisien karena menggunakan sumber daya maupun
tenaga ahli yang dimiliki pada beberapa proyek sekaligus serta para
personil dapat kembali ke organisasi induk semula apabila proyek
telah selesai.
Adapun beberapa kekurangan yang
terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini antara lain manajer
proyek tidak dapat mengambil keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan
dan kebutuhan personil karena keputusan tersebut merupakan wewenang
dari pada departemen lain, terdapat tingkat ketergantungan yang
tinggi antara proyek dan organisasi lain pendukung proyek serta
terdapat dua jalur pelaporan bagi personil proyek karena personil
proyek berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen
fungsional.
4.Organisasi Proyek Virtual
Organisasi proyek virtual adalah suatu
bentuk organisasi proyek yang merupakan aliansi dari beberapa
organisasi dengan tujuan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.
Struktur kolaborasi ini terdiri dari beberapa organisasi lain yang
saling bekerjasama dan berada disekelilin perusahaan inti.
Adapun beberapa kelebihan yang terdapat
dalam susunan organisasi proyek virtual ini antara lain terjadi
pengurangan biaya yang signifikan, cepat beradaptasi dengan pesatnya
perkembangan teknologi serta adanya peningkatan terhadap
fleksibilitas usaha.
Sedangkan beberapa kekurangan yang
terdapat dalam organisasi ini yakni proses koordinasi keprofesionalan
dari berbagai organisasi yang berbeda dapat menjadi hambatan,
terdapat potensi terjadinya kehilangan kontrol pada proyek serta
terdapat potensi terjadinya konflik interpersonal.
Pentingnya Manajemen Proyek
Dewasa ini, kebutuhan perusahaan
terhadap fungsi manajemen proyek tidak dapat dipandang hanya dengan
sebelah mata. Hal ini disebabkan karena dalam melakukan proses
produksi, perusahaan harus mampu menghasilkan suatu produk baik
berupa barang ataupun jasa yang sesuai dengan kriteria ,waktu dan
besarnya biaya yang telah ditetapkan. Perubahan terhadap salah-satu
dari ketiga faktor tersebut dapat mempengaruhi dua faktor lainnya
yang tentunya juga akan berdampak pada besar kecilnya nilai
keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan. Lalu seberapa besar
pentingnya penerapan manajemen proyek dalam suatu perusahaan?
Manajemen proyek mulai dianggap penting
saat bangsa Amerika mengalami kegagalan yang sangat serius dalam
kegiatan mega proyek mereka. Kegagalan Apolo 13 untuk melakukan
pendaratan di bulan membuka mata NASA mengenai pentingnya menerapkan
manajemen proyek. Sebelum kecelakaan fatal itu terjadi, pihak NASA
hanya menekankan masalah yang bersifat teknis dan mengabaikan
permasalahan yang bersifat human (manajemen). Tonggak sejarah inilah
yang mengawali berkembangnya ilmu manajemen proyek yang pada dasarnya
dimulai dari industri konstruksi.
Kabar lain yang sangat mengejutkan juga
berasal dari kegiatan pengembangan proyek IT. Pada tahun 1998,
Standish Group dalam laporannya menjelaskan bahwa proyek-proyek IT
yang dinyatakan sukses pada tahun tersebut, pada kenyataannya hanya
26% yang benar-benar dapat dinyatakan sukses, sedangkan sisanya masuk
kedalam kategori challenged (overtime dan over budget) atau bahkan
masuk kedalam kategori failed (gagal). Dan yang paling menarik dari
hasil penelitian ini adalah bahwa faktor terbesar penyebab kegagalan
ini bukan berasal dari masalah teknis, melainkan faktor manajemen
yang dalam hal ini adalah kemampuan dalam melakukan manajemen proyek.
Hal ini patut untuk dicermati sehingga keberadaan manajemen proyek
dalam dunia IT memang benar-benar dirasa sangat dibutuhkan.
Di masa mendatang, manajemen proyek
memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung kegiatan
pengembangan perusahaan kearah yang bersifat strategis. Beberapa
alasan yang dianggap dapat menguatkan pentingnya keberadaan fungsi
manajemen proyek yang baik dalam suatu perusahaan antara lain semakin
pendeknya kompresi daur hidup produk, tingginya tingkat kompetisi
global serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menyebabkan semakin meningkatnya kompleksitas aktivitas proyek.
Jenis-jenis Proyek
Proyek merupakan aktivitas yang
bersifat temporer. Dalam pengerjaannya, selalu ada batasan (time,
scope dan budget) yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek.
Perubahan terhadap salah satu faktor akan mempengaruhi faktor yang
lain. Seluruh aktivitas yang terdapat pada proyek merupakan sebuah
mata rantai yang dimulai sejak dituangkannya ide, direncanakan,
kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang
sesuai dengan perencanaannya semula.
Dalam kehidupan sehari-hari, dapat kita
lihat berbagai jenis kegiatan proyek. Jenis-jenis kegiatan proyek
tersebut secara garis besar terkait dengan pengkajian aspek ekonomi,
keuangan, permasalahan lingkungan, desain engineering, marketing,
manufaktur, dan lain-lain. Namun, pada kenyataannya, kita tidak dapat
membagi-bagi proyek pada satu jenis tertentu saja, kerena pada
umumnya kegiatan proyek merupakan kombinasi dari beberapa jenis
kegiatan sekaligus. Akan tetapi, jika ditinjau dari aktivitas yang
paling dominan yang dilakukan pada sebuah proyek, maka kita dapat
mengkategorikan proyek sebagai berikut :
1. Proyek Engineering Kontruksi
Dalam kegiatannya, aktivitas yang
paling dominan yang dilakukan dalam proyek ini adalah pengkajian
kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.
2. Proyek engineering Manufacture
Secara garis besar, kegitan proyek
ini meliputi seluruh kegitan yang bersifat untuk menghasilkan produk
baru.
3. Proyek Pelayanan Manajemen
Dalam pengerjaannya, aktivitas utama
dalam proyek ini adalah merancang system informasi manajemen,
merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi,
penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk
daerah yang terkena musibag, merancang strategi untuk mengurangi
kriminalitas dan penggunaan obat-obat terlarang dan lain-lain.
4. Proyek Penelitian dan
Pengembangan.
Adapun aktivitas utama yang
dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi melakukan penelitian
dan pengembangan suatu produk tertentu.
Proyek Kapital
Secara umum, kegiatan yang dilakukan
dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah badan usaha atau
pemerintah, misalnya pembebasan tanah, penyiapan lahan dan pembelian
material.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat
juga ditarik suatu kesimpulan yaitu bahwa dalam suatu jenis proyek
yang memiliki beberapa aktivitas sekaligus, maka pembagiannya
merupakan kombinasi. Proyek pembuatan sumur minyak dan gas, jika
ditinjau dari segi pembangunannya dapat dikategorikan sebagai proyek
engineering konstruksi. Namun, dari seluruh tahapan dan biaya yang
dibutuhkan pada pelaksanaannya dapat dikategorikan sebagai proyek
capital.
Sejarah Manajemen Proyek
Tidak ditemukan sumber yang pasti
mengenai bagaimana sejarah manajemen proyek yang sebenarnya. Namun,
bukti terhadap diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada
sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
piramid raksasa di kota Mesir.
Piramida yang secara umum merupakan
sebuah bangunan yang berfungsi sebagai makam raja-raja dan juga
sebagai sarana tempat peribadaha, merupakan bukti bisu yang paling
menakjubkan dari penerapan ilmu manajemen proyek di masa lalu.
Pembangunan piramid yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan
bahwa desain dari setiap sudut bangunan diperhitungkan dengan sangat
teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan memperhitungkan jarak
piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen terpenting
bagi kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin
dapat terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan,
pengorganisasian dan menggerakkan para pekerja serta melakukan
pengontrolan dalam pembangunannya.
Sebagai salah satu disiplin ilmu,
manajemen proyek merupakan disiplin ilmu yang telah dikembangkan dari
beberapa bidang aplikasi seperti konstruksi sipil, teknik dan
aktivitas pertahanan berat. Dua tokoh yang dikenal sebagai nenek
moyang dalam perkembangan ilmu manajemen proyek adalah Henry Gantt,
yang memperkenalkan penggunaan Gantt Chart dalam melakukan
perencanaan dan pengontrolan aktifitas proyek, serta Henry Fayol
dengan teori “5 fungsi manajemen” yang merupakan pengetahuan
dasar terkait manajemen proyek ataupun manajemen program. Karya kedua
tokoh tersebut disebut-sebut sebagai cikal bakal tools yang digunakan
dalam manajemen proyek modern.
Pada tahun 1950-an, manajemen proyek
mulai memasuki era modernisasi. Pada tahun tersebut, beberapa bidang
teknik mulai bekerjasama dalam suatu tim. Isu-isu dalam manajemen
proyek seperti estimasi, biaya, pengendalian perubahan, penjadwalan,
pengelolaan dan pengarahan sumber daya, negosiasi kontrak dan
sebagainya, mulai dilakukan oleh arsitek proyek. Namun, Sebelum tahun
1950-an, proyek dikelola secara ad hoc dimana Gantt Chart dan
teknik-teknik informal digunakan sebagai dasar dalam melakukan
manajemen proyek.
Apa Itu Manajemen Proyek?
Berbicara mengenai manajemen proyek,
hal ini tentunya tidak terlepas dari adanya perkembangan yang cukup
pesat dalam dunia industri dan teknologi informasi. Perkembangan yang
cukup pesat ini menyebabkan pihak manajemen harus mampu mengelola
sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk yang berkualitas
tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya keterbatasan
terhadap waktu, biaya dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung oleh
pemahaman mengenai manajemen proyek yang baik. Lalu apa sebenarnya
definisi dari manajemen proyek itu sendiri?
Untuk mendefinisikan apa yang dimaksud
dengan manajemen proyek, maka ada baiknya kita mengetahui terlebih
dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan manajemen dan apa yang
dimaksud dengan proyek.
Manajemen merupakan suatu proses
terpadu dimana individu-individu sebagai bagian dari organisasi
dilibatkan untuk melakukan proses perencanaan, pengorganisasian,
serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi,
yang kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan
berlangsung terus-menerus seiring dengan berjalannya waktu. Sedangkan
yang dimaksud dengan proyek adalah suatu usaha yang kompleks, tidak
rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi yang
telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen proyek dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
untuk melakukan perencanaan, pengorganiasian, pengarahan dan
pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan
untuk mencapai tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu
pula. Manajemen proyek sangat cocok untuk suatu lingkungan bisnis
yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi, kecepatan
dan perbaikan yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar