Indonesia sampai saat ini masih rutin mengimpor garam khususnya garam industri. Di tahun 2017, Indonesia diperkirakan akan mengimpor 2,3 juta garam. Selain rutin mengimpor garam, Indonesia juga rajin mengekspor garam. Memang jumlahnya tidak besar.
"Garam prisma dari Bali itu kita ekspor ke Jepang," ungkap Kasubdit Air Laut, Non Energi, dan BMKT DJPRL KKP Zaki Mahasin kepada kumparan, Sabtu (21/1).
Garam prisma atau disebut dengan garam piramida adalah garam yang diproduksi oleh PT Neo Logis Surabaya (NLS) di Desa Tejakula, Buleleng, Bali. Garam ini sangat populer di Jepang karena bentuknya unik.
Zaki menjelaskan garam prisma memiliki kandungan mineral yang cukup besar. Rasanya juga tidak seasin garam pada umumnya.
Proses produksi garam jenis ini juga cukup rumit. Air laut terlebih dahulu dialirkan dan disaring melalui wadah berbentuk kerucut yang terbuat dari bambu. Proses penyaringan membutuhkan waktu satu sampai dua hari. Selanjutnya air dipindahkan ke pelepah batang pohon kelapa untuk dikeringkan selama satu sampai dua hari, tergantung cuaca.
Sulitnya proses produksi menyebabkan harga garam jenis ini cukup mahal.
"Harganya Rp 200 ribu/kg karena memang mengandung mineral tertentu," imbuhnya.
Selain garam prisma, jenis garam konsumsi dari Indonesia juga rutin diekspor ke Timor Leste. "Kita juga ekspor garam dari NTT dijual ke Timor Leste," katanya. KORUPSI GARAM GAK DETECK KPK 2014-2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar