Penggunaan Madu untuk Pengobatan Penyakit Kronik, Bukti Al-Qur’an Sepanjang MasaDikirim oleh aan | Pada 30 September,2013 | Dalam Muhammad SAW, Sekitar Kita
madu3Sesungguhnya dalam penciptaan Bumi dan segala isinya terdapat pelajaran bagi orang yang berfikir. Begitulah hukum Allah berlaku terhadap semua elemen abstrak makhluk-Nya. Tak terkecuali dengan manusia dan kompleks di dalamnya. Kompleks yang mencakup posisi penyakit dan pengobatannya. Maka perhatikanlah :
“Dari perut lebah itu keluar madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang yang berpikir” (An-Nahl 69)
Dengan meningkatnya status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, bertambahnya umur, maka terdapat kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular salah satunya adalah Diabetes mellitus.
Menurut survei yang di lakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah penderita Diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, sedangkan urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta). Diperkirakan jumlah penderita Diabetes mellitus akan meningkat pada tahun 2030 yaitu India (79,4 juta), Cina (42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta) dan Indonesia (21,3 juta). Jumlah yang sangat menakjubkan dengan berbagai komplikasi yang ditimbulkannya seperti ulkus diabetikum yang sering sekali di akhiri amputasi.
Akhir-akhir ini, peneliti mulai fokus kembali untuk pengobatan herbal dengan kualitas baik, salah satunya penggunaan madu sebagai zat yang poten untuk antibiotik (anti bakteri) dan antiinflamasi (antiradang) yang sebenarnya potensial untuk pengobatan. Namun sebagian besar dari 2 juta orang Amerika dengan ulkus kaki kronis sekali pun tidak sadar akan kekuatan kuratif madu, kata Peter Molan, seorang peneliti di University of Waikato di New Zealand yang telah mempelajari sifat madu selama beberapa dekade.
Prinsip penggunaan madu untuk pengobatan dalam dunia kedokteran memang sangat sesuai, seperti yang tercantum dalam dalil berikut :
“Ambillah / pergunakanlah olehmu sekalian akan dua obat penyembuh yaitu madu dan al-Qur’an.” (Hadis riwayat Ibnu Majah).
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda : “Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas.” (Hadist Bukhari)
PEMBAHASAN :
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu :
a. Rusaknya sel-sel ? pankreas.
b. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.
c. Desensitas/kerusakan reseptor insulin (down regulation) di jaringan perifer
Sedangkan insulin dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.
Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.
Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil. Pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstose) meningkatkan kadar glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua jam. Dengan demikian madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang dikonsumsi selama 25 hari ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL), serta meningkatkan kolesterol baik (High Density Lipoprotein/HDL).
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total, LDL dan CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik dari sisi metabolisme, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes, sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak keuntungan.
Madu mampu mengontrol kadar gula darah dan lemak, melenturkan pembuluh darah, memperbaiki sirkulasi hingga mencegah komplikasi diabetes. Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol. Dan salah satu yang cocok untk dikonsumsi adalah madu propolis dan manuka.
Peneliti, Shona Blair dari University of Sydney telah menemukan bahwa, bila madu diencerkan diterapkan pada luka lembab, menghasilkan peroksida hidrogen, agen anti-bakteri yang baik. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa madu sangat kuat terhadap bakteri yang sering resisten Staphylococcus aureus.
Maka sungguh Al-Qur’an merupakan ensiklopedi dunia terlengkap. Ilmu pengetahuan membuktikan semua kebenaran dalam Al-Qur’an. Tidaklah mungkin terdapat kebohongan dalam kitab suci Al-Qur’an. Maka sesungguhnya nikmat mana lagi yang di dustakan. Allah telah mengajarkan semua ilmu pengetahuan yang tak akan pernah bisa terbantahkan dalam Al-Qur’an. Karya ini diharapkan dapat membuka pemahaman bersama melalui manajemen cerdas Al-Qur’an. Mari buka wawasan dengan belajar Al-Qur’an dan ilmu alam. Akhirat di hati dunia di genggaman.
(berbagai sumber)
madu3Sesungguhnya dalam penciptaan Bumi dan segala isinya terdapat pelajaran bagi orang yang berfikir. Begitulah hukum Allah berlaku terhadap semua elemen abstrak makhluk-Nya. Tak terkecuali dengan manusia dan kompleks di dalamnya. Kompleks yang mencakup posisi penyakit dan pengobatannya. Maka perhatikanlah :
“Dari perut lebah itu keluar madu yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi orang yang berpikir” (An-Nahl 69)
Dengan meningkatnya status sosial dan ekonomi, pelayanan kesehatan masyarakat, perubahan gaya hidup, bertambahnya umur, maka terdapat kecenderungan meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular salah satunya adalah Diabetes mellitus.
Menurut survei yang di lakukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), jumlah penderita Diabetes melitus di Indonesia pada tahun 2000 terdapat 8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 terbesar di dunia, sedangkan urutan di atasnya adalah India (31,7 juta), Cina (20,8 juta), dan Amerika Serikat (17,7 juta). Diperkirakan jumlah penderita Diabetes mellitus akan meningkat pada tahun 2030 yaitu India (79,4 juta), Cina (42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta) dan Indonesia (21,3 juta). Jumlah yang sangat menakjubkan dengan berbagai komplikasi yang ditimbulkannya seperti ulkus diabetikum yang sering sekali di akhiri amputasi.
Akhir-akhir ini, peneliti mulai fokus kembali untuk pengobatan herbal dengan kualitas baik, salah satunya penggunaan madu sebagai zat yang poten untuk antibiotik (anti bakteri) dan antiinflamasi (antiradang) yang sebenarnya potensial untuk pengobatan. Namun sebagian besar dari 2 juta orang Amerika dengan ulkus kaki kronis sekali pun tidak sadar akan kekuatan kuratif madu, kata Peter Molan, seorang peneliti di University of Waikato di New Zealand yang telah mempelajari sifat madu selama beberapa dekade.
Prinsip penggunaan madu untuk pengobatan dalam dunia kedokteran memang sangat sesuai, seperti yang tercantum dalam dalil berikut :
“Ambillah / pergunakanlah olehmu sekalian akan dua obat penyembuh yaitu madu dan al-Qur’an.” (Hadis riwayat Ibnu Majah).
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda : “Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas.” (Hadist Bukhari)
PEMBAHASAN :
Diabetes mellitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3 jalan, yaitu :
a. Rusaknya sel-sel ? pankreas.
b. Desensitasi atau penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas.
c. Desensitas/kerusakan reseptor insulin (down regulation) di jaringan perifer
Sedangkan insulin dibutuhkan untuk memasukkan glukosa darah ke dalam sel. Dengan keadaan ini maka kadar glukosa darah orang diabetes sangat tinggi.
Dalam The Journal of Medical Food tahun 2004, Waili NS melaporkan penelitian tentang efek madu terhadap glukosa plasma, C-reactive protein (CRP), dan lipid darah pada orang yang sehat, pasien diabetes, dan orang yang kelebihan lipid.
Penelitian oleh Waili dan kawan-kawan tersebut menunjukkan beberapa hasil. Pertama, pada orang sehat, ternyata gula biasa (dekstose) meningkatkan kadar glukosa plasma 52% pada satu jam pertama dan 3% pada dua jam, sedangkan madu asli meningkatkan kadar glukosa plasma 14% pada satu jam pertama dan 10% pada dua jam. Dengan demikian madu hanya meningkatkan sedikit kadar gula darah dibandingkan gula lainnya. Kedua, gula biasa dan madu buatan juga meningkatkan kadar trigliserida, sedangkan madu asli menurunkan trigliserida dan meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL). Ketiga, madu yang dikonsumsi selama 25 hari ternyata menurunkan kolesterol total dan kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL), serta meningkatkan kolesterol baik (High Density Lipoprotein/HDL).
Pada pasien diabetes, madu asli dapat menurunkan kolesterol total, LDL dan CRP. Madu dapat dijadikan alternatif pemanis karena selain lebih baik dari sisi metabolisme, terlihat bahwa madu asli dapat mengurangi kadar glukosa darah dan mengurangi risiko penyakit jantung pada pasien diabetes, sehingga menggantikan pemanis dengan madu mentah (raw honey) memberikan banyak keuntungan.
Madu mampu mengontrol kadar gula darah dan lemak, melenturkan pembuluh darah, memperbaiki sirkulasi hingga mencegah komplikasi diabetes. Madu kaya dengan peptide dan karbohidrat kompleks yang membutuhkan proses enzimatik agar dapat dibakar sebagai energi. Ini membuat madu menjadi indeks glikemik rendah hingga tidak memberatkan kerja insulin. Namun, beberapa madu ternyata memiliki indeks glikemik yang cukup besar sehingga perlu diperhatikan jenis madu apa yang paling cocok untuk diabetes dan gangguan kolesterol. Dan salah satu yang cocok untk dikonsumsi adalah madu propolis dan manuka.
Peneliti, Shona Blair dari University of Sydney telah menemukan bahwa, bila madu diencerkan diterapkan pada luka lembab, menghasilkan peroksida hidrogen, agen anti-bakteri yang baik. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa madu sangat kuat terhadap bakteri yang sering resisten Staphylococcus aureus.
Maka sungguh Al-Qur’an merupakan ensiklopedi dunia terlengkap. Ilmu pengetahuan membuktikan semua kebenaran dalam Al-Qur’an. Tidaklah mungkin terdapat kebohongan dalam kitab suci Al-Qur’an. Maka sesungguhnya nikmat mana lagi yang di dustakan. Allah telah mengajarkan semua ilmu pengetahuan yang tak akan pernah bisa terbantahkan dalam Al-Qur’an. Karya ini diharapkan dapat membuka pemahaman bersama melalui manajemen cerdas Al-Qur’an. Mari buka wawasan dengan belajar Al-Qur’an dan ilmu alam. Akhirat di hati dunia di genggaman.
(berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar